Monday, July 30, 2007

Jangan jadi gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika
wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di
dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? " sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk
tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, " jawab sang
murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam
garam.
Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."Si murid
pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan
gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana
yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata
Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air
asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih
meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat
tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa
bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa
asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah
di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil
mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir
danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan
membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin
dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan
punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber
air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.
Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di
mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai
puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.
Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya.

Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas.
Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.

Monday, July 23, 2007

Alhamdulillah ....

mbaknya Aqil jd balik.. Alhamdulillah...

menurut ceritanya, bapaknya ga setuju klo dia balik, bahkan ampe ga mau nganterin ke stasiun (mbaknya ini rmh di tuban, tp naik keretanya dr lamongan). dia brangkat sambil nangis, sedih.. untung emaknya baik, dia ga nglarang anaknya balik...

syukurlah.. jd ga nyuci lg.. hahaha...

secara.. kemaren tuh aku jd nyuci (walo cmn pake mesin cuci) hihiiii.. bantuin mertua masak, nyapu.. (doh perasaan itu uda kewajiban sbg ibu RT deh...)

after mbaknya balik, alamat mesin cucinya nganggur maning... soalnya beliau ga mau nyuci pake mesin, maunya manual tangan. Alhamdulillah lagi :) hemat listrik ..hahaha...
ga dink... yg pasti baju jd lbh save, awet, dan lbh bersih :)

Friday, July 20, 2007

mertua..mbak..& me

mertua lg dirumah nih.. hehee.. diberdayakan untuk bantu jaga Aqil.. (duh ini mantu yg kurang ajar emang..)
secara mbaknya Aqil lg pulkam neh.. Brangkatnya bareng2 kemaren ama aku, tp dia baliknya baru hr minggu besok.. katanya sih ada kakaknya yg nikah..
Mbaknya kemaren sempet sms.. katanya untung banget uda dibeliin tiket pulang ama aku, soalnya dia sebenarnya ga boleh balik ama bapaknya :(

Moga aja tetep bisa balik...

Wednesday, July 18, 2007

Goes to lamongan --sego boran

Hari ini kembali ke rutinitas, bangun pagi..mandi..brangkat kantor.. :((

Setelah seminggu kemaren pulkam.. cihuy.. ke lamongan.. ke kampung suami. Apa sih yang menarik di lamongan?? hampir tidak ada :D hehehe... asli paling males ke lamongan. Kota kecil, panasss, ga ada hiburan. Hiks.. tp demi suami.... ciee.....
Tapi ada hal yg bisa membuat aku kangen .. ya.. sego boran namanya (sego = nasi), boran = ??
Biasanya sego boran ini dijual ama mbok2 gitu.. mereka duduk di pinggir jalan.. berjejer2 gitu.. kayaknya hampir tiap hari semua orang lamongan ini makan sego boran :D Ada juga yg menjajakan ke rumah2.
Sego boran ini terdiri dr nasi, trus lauknya bisa pilih ayam, bandeng, ikan kutuk (tau tulisannya bener pa gak). Lalu ikan tsb diberi sambel, yg mirip ama bumbu bali, tp beda :D.. pokoknya sambelnya ini khas banget. Selain itu jg bisa nambah lauk lain seperti telor dadar, ada tahu.. trus bisa pake urap juga.. trus bakwan jagung, ama something yg aku lupa namanya, pokoknya terbuat dr tepung doank.. tak lupa ada yg namanya pletuk (hihihii namanya aneh2 ya..) .. susah mendeskripsikan itu apa :D
Yg pasti sego boran ini dijual dr pagi ampe malem. Tp klo aku bilang paling asik makan sego boran pagi2... hmm... nyam...mmm... murah lagi.. cukup dg 2000-3000 rupiah sdh bisa makan kenyang plus ikan :)

Oh ya... kemaren pulkam jg sekalian menghadiri undangan pernikahan temen di sby... ada 2 bo' ...
si tante cerewet Ve ama om eko :) selamat yah buat kalian berdua..eh mereka berdua bukan pasangan yg menikah, tp maksudnya tante ve ama om jb.. dan om eko ama tante ossy gituh... :)