Tuesday, September 12, 2006

Bernegosiasi Dengan Anak

Saat ini Aqil (2th 8bln) sudah pinter negosiasi alias nawar kalo diminta ato disuruh melakukan sesuatu. Misal saat ayahnya nyuci mobil dia ikut2an mbantu nyuci, dan dia lagi enjoy banget nyemprot air, trus aku bilangin "Nak, maen airnya udahan ya.. udah basah semua tuh bajunya"
Aqil seringnya nawar "Bentar ya ma... 5 menit lagi ya ma.." (padahal dia lom tentu tau berapa lama sih 5 menit itu??)
Tapi nanti kalo udah 5 menit disuruh udahan, dia akan jawab "Kan belum 5 menit ma.."
Wah susah juga nih.. kalo anak udah mulai bisa tawar menawar. Nah, berikut ada artikel yang aku ambil dr We R Mommies

Cara Bernegosiasi Dengan Anak
Oleh: Sylvie Gill

Anak Anda sudah pandai bernegosiasi ? Sebagai orang tua kita harus pandai-pandai menyiasatinya. Kerap kali kita harus bernegosiasi dengan menuruti kemauan sang Anak atau sebaliknya. Tentunya hal ini tidaklah mudah, rasanya hampir setiap orang tua pernah menghadapi bagaimana sulitnya bernegosiasi dengan anak.
"Ayo… makan".
"Ayo…. sudah waktunya tidur sekarang".
"Ayo… bikin PR".
"Tidak, kita tidak beli mainan hari ini".
Pasti anak-anak akan menjawabnya, "Iya, sebentar lagi" atau "5 menit lagi" atau bahkan tidak bergerak sama sekali dari kegiatan yang sedang ditekuninya, baik itu sedang membaca buku, menonton tv dan lainnya. Nah, keadaan seperti ini yang sering sekali membuat kita jengkel atau bahkan lelah ditambah lagi dengan kegiatan luar rumah seperti kesibukan di kantor atau kesibukan sehari-hari di rumah yang tidak ada habisnya. Kalau sudah seperti ini keadaannya apa yang sebaiknya kita lakukan? Menyerah? Marah? Atau bernegosiasi ?

Kehidupan sehari-hari kita dengan anak-anak sering melibatkan banyak sekali negosiasi, begitulah penuturan Scott Brown, penulis buku How to Negotiate With Kids Even When You Think You Shouldn’t, "Proses negosiasi antara orang tua dan anak sebenarnya adalah proses pembelajaran yang baik untuk Anak Anda. Jika Anda tidak bernegosiasi, maka Anak Anda mungkin tidak akan pernah belajar bagaimana cara menangani suatu masalah dengan baik. Jika Anda tidak mengajarkan bagaimana berinteraksi yang baik dengan Anak-anak, Anak Anda mungkin tidak akan pernah tahu bagaimana berinteraksi dengan orang lain".

Tetapi bernegosiasi dengan anak-anak adalah sebuah proses yang tidak mudah bagi orang tua dan dapat dikategorikan sangat challenging. Brown juga mengatakan bahwa "Orang tua juga harus belajar bagaimana cara mengatur dan meredam emosi dan seberapa cepat kadar keputusasaan mencapai titik tertinggi. Satu hal yang beliau perhatikan berdasarkan pemantauan dari kebanyakan orang tua adalah, ketika emosi orang tua mencapai titik tertinggi, proses negosiasi pun menurun secara drastis."

Mari kita telaah lebih jauh lagi bagaimana cara bernegosiasi yang baik dengan Anak-anak, agar segala peraturan dalam keluarga dan rumah Anda dapat terimplementasi dan berjalan dengan baik :

Mulailah dengan membuat kesepakatan, bukan dengan perdebatan.
Susunlah kalimat perintah Anda sedemikian rupa, sehingga Anak akan menanggapi perintah Anda tersebut dengan kata ‘Iya’. Perintah yang disampaikan dengan gaya seperti, "Bantu Mama memberesi mainan-mainan kamu yang ada di lantai yuk ?" sepertinya akan lebih bekerja jika dibandingkan dengan perintah seperti, "Beresi mainan kamu sekarang!".

Libatkan anak-anak.
Jika sudah tiba waktunya untuk tidur dan Anak Anda masih terlihat asyik dengan kegiatannya, apakah itu bermain, membaca atau menonton televisi, Anda dapat mengingatkan dengan cara, "Kira-kira berapa menit lagi kamu akan selesai?". Dalam hal ini Anak masih terlibat dalam kegiatannya ketika Anda memperingati waktu jam tidur daripada dengan cara, "Ayo, sudah malam cukup mainnya. Masuk kamar sekarang!".
Jika Anak Anda bernegosiasi untuk tidur sedikit lebih larut dari biasanya karena mereka belum terlalu mengantuk sementara Anda sudah sangat lelah. Jika keadaan ini terjadi, Scott Brown menyarankan, "Biarkan Anak membaca, bernyanyi, atau mendengarkan musik, asal tidak menganggu Anda." Brown juga menambahkan bahwa, "dengan berjalannya waktu, seiring dengan itu juga Anak Anda bertambah besar, mereka akan mengerti dengan sendirinya kapan tubuh mereka merasa lelah. Dengan bertambah usia Anak-anak Anda jam dan lama waktu tidurnya pun akan berubah.

Terangkan maksud dan tujuan Anda.
Anda dapat mengatakan, "Kita harus pulang sekarang karena sudah waktunya makan siang." Jika Anda menerangkan maksud Anda untuk segera pulang meninggalkan toko mainan, jangan lupa juga untuk tetap terbuka akan tanggapan yang Anak akan berikan. Jika mereka memberikan tanggapan, "Ah… belum puas, Ma dan Aku juga belum lapar," Anda dapat menjawabnya, "Tapi Mama lapar loh, ayah juga." Terangkan maksud dan tujuan perintah Anda sejelas mungkin.

Negosiasi bukan berarti menyerah.
Ketika Anda bernegosiasi dengan suami keinginan Anda untuk memiliki kompor 4 tungku berikut ovennya, tentunya Anda tidak mudah menyerah, dan biasanya pasti akan terjadi proses tawar menawar. Begitu pula dengan proses negosiasi antara Anda dan Anak-anak. Tanamkan juga di benak Anda bahwa negosiasi bukanlah sebuah proses dengan hasil akhir ada yang menang dan yang kalah.

Sesuaikan proses negosiasi berdasarkan usia Anak.
Jika Anak Anda tidak suka buncis, Anda dapat bernegosiasi dengan cara, "Sayuran apa yang kamu suka, Nak? Agar Anda dapat menyediakan menu sayuran berdasarkan kesukaan Anak. Atau Anda pun dapat menyiasatinya dengan menyembunyikan si buncis ke dalam beberapa jenis masakan lainnya. Atau jika nafsu makan mereka hilang sama sekali atau menurun dan lebih banyak acara berdebatnya jika waktu makan tiba, sudah tiba waktunya Anda untuk mencari resep baru atau pun cara penyajian makanan yang lebih menarik misalnya. Atau variasikan menu makanan sehari-hari mereka untuk lebih beraneka ragam dan tentunya ciptakan juga suasana makan yang nyaman. Satu hal lagi yang perlu diingat bahwa, jika Anda memaksa Anak untuk menghabiskan makanannya sementara Anak sudah kenyang, hal ini dapat mengantar Anak Anda menjadi obesitas.

Tanggapi kritik yang Anak berikan dengan pertanyaan.
Jika Anak meminta Anda untuk berhenti menyuruh mereka melakukan sesuatu, atau untuk merapikan mainan atau menyuruh mereka mandi, tanggapi dengan memberikan pertanyaan seperti, "Kapan kamu akan merapikan mainan kamu? Atau "Kapan kamu akan mandi?" Dari pertanyaan-pertanyaan seperti ini, perintah Anda dapat tercapai. Dengan cara ini pula Anda mengajarkan Anak untuk menepati janjinya.

Tenangkan diri Anda.
Jika Anak sudah membuat kesabaran Anda hilang, pergilah ke kamar misalnya atau tempat lain di dalam rumah, tenangkan diri Anda sebelum berbicara lagi kepada mereka. Pada bukunya Scott Brown bertanya, "Apakah permasalahan Anda dengan Anak dapat terselesaikan dalam keadaan marah atau hanya akan membuatnya menjadi lebih sulit untuk diselesaikan?. Jawabannya ada di tangan Anda dan diri Anda pula yang dapat memutuskan mana yang terbaik untuk Anda dan keluarga.

Kadangkala biarkan Anak Anda menang.
Selesaikan proses negosiasi Anda dengan sebijaksana mungkin. Dan ingat, bahwa merubah keputusan Anda bukan berarti Anda kalah. Anda dapat mengatakan, "Kali ini Mama setuju dengan keinginan kamu. Tapi lain kali, kita juga harus membuat kesepakatan bahwa kamu akan menuruti keinginan Mama ya."

Ingatlah, Anda yang memberikan keputusan akhir.
Dalam setiap proses negosiasi dengan Anak, Anda tidak selalu harus ‘menang’, walaupun keputusan terakhir dari proses negosiasi tersebut ada di tangan Anda. Scott Brown juga mengutarakan bahwa, "Orang tua dapat memberikan keputusan akhir dari proses negosiasi setelah mendengarkan alasan atau pun penjelasan dari Anak, dan juga berusahalah untuk bersikap adil". "Anak akan sangat menghargai keputusan Anda tersebut; awalnya mungkin mereka tidak menyukainya, tetapi secara perlahan mereka akan menyadari bahwa keputusan Anda adalah adil".

Kapan Anda harus / tidak perlu bernegosiasi.
Berikut sebuah kutipan Scott Brown yang patut kita tanamkan, "Kita tidak mempunyai banyak waktu untuk bernegosiasi dalam setiap perbedaan pendapat yang terjadi, tetapi sebenarnya tanpa kita sadari setiap hari proses bernegosiasi itu terus berjalan, sejalan dengan proses kita menjadi orang tua. Jadi, pertanyaannya bukan "Haruskan kita bernegosiasi?" tetapi "Kapan dan bagaimana". Tanamkan di benak Anda bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat dinegosiasikan sama sekali terutama hal yang menyangkut keselamatan dan kesehatan. (Sylvie Gill)

Referensi:
Five Big Battles With Your Kids and How to Win The, by Donna Gundle-Krieg
Negotiating with Kids, by Scott Brown
The Art of Negotiating with Kids and Strategies for Working it Out, by Scott Brown

3 comments:

Sri Mulyati said...

Lumayan nih artikelnya, siap-siap kalo Nasywa dah bisa nego :D

Unknown said...

Kalo misalnya gini gimana?

mama: "Kintan udah maen airnya"
kintan: "Arrrrghhh!! arggghhhhh!!! bapcklcklgrebbtd aaaaaaaaaa!!!"

Keburu tereak2 duluan, gimana negonya dong? :((

Nia said...

Wah, jd inget reality show fav Nia, Super Nanny (Jo Frost). Bgs banget mbak, dr program itu kita bs tau gmn ngatasin anak klo bandel. Nia aja sampe beli bukunya :)